karena pelengkap itu perlu
Selasa, 24 Maret 2015
Pentingnya Memiliki Backup Data
Sudah beberapa kasus yang muncul mengenai perbedaan jumlah perhitungan jumlah siswa antara yang tampil pada aplikasi dapodik dengan saat pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Padahal operator sekolah sudah merasa melakukan input data yang lengkap dan benar.
Atau bahkan kejadian ini dialami oleh rekan-rekan pengguna Dapodik Helper? bukan tidak mungkin kejadian ini akan memakan korban siapapun juga. Yang disayangkan adalah dari semua pihak yang terlibat kurang banyak melakukan monitoring baik itu di aplikasi ataupun pada web dapodikdas tentang kondisi data yang sudah dikirimkan tersebut.
Jika kondisinya operator tidak melakukan crosscheck pada web dapodik setelah melakukan sinkron, tentu hal ini bisa jadi masalah tersendiri apabila kondisi sinkronisasinya tidak sempurna sehingga ada data yang tidak sepenuhnya terkirim ke server dapodik yang mengakibatkan kondisi data di sisi aplikasi tidak sama dengan data pada server dapodik.
Masalah yang lebih serius selanjutnya adalah apabila data yang tidak sempurna tersebut ternyata digunakan untuk program tertentu misalnya BOS tentu saja akan merugikan sekolah karena data siswanya kurang. Sejauh apapun kita klaim belum tentu bisa menyelesaikan masalah apalagi pernah melakukan sinkron beberapa kali setelah sinkron terakhir karena data pada server dapodik sudah ditimpa beberapa kali oleh sinkronisasi yang selanjutnya.
Disinilah pentingnya kita memiliki backup data pada setiap waktu tertentu misalnya setiap berhasil melakukan sinkronisasi, karena data tersebut bisa menjadi bukti kuat apabila terjadi suatu hal dikemudian hari karena dari hasil backup tersebut bisa dilihat kondisi data pada periode tertentu baik dengan melihat meta data file .dbz ataupun log perubahan data yang tersimpan didalamnya.
selengkapnya >>
Login web dapodik |
Jika kondisinya operator tidak melakukan crosscheck pada web dapodik setelah melakukan sinkron, tentu hal ini bisa jadi masalah tersendiri apabila kondisi sinkronisasinya tidak sempurna sehingga ada data yang tidak sepenuhnya terkirim ke server dapodik yang mengakibatkan kondisi data di sisi aplikasi tidak sama dengan data pada server dapodik.
Masalah yang lebih serius selanjutnya adalah apabila data yang tidak sempurna tersebut ternyata digunakan untuk program tertentu misalnya BOS tentu saja akan merugikan sekolah karena data siswanya kurang. Sejauh apapun kita klaim belum tentu bisa menyelesaikan masalah apalagi pernah melakukan sinkron beberapa kali setelah sinkron terakhir karena data pada server dapodik sudah ditimpa beberapa kali oleh sinkronisasi yang selanjutnya.
Disinilah pentingnya kita memiliki backup data pada setiap waktu tertentu misalnya setiap berhasil melakukan sinkronisasi, karena data tersebut bisa menjadi bukti kuat apabila terjadi suatu hal dikemudian hari karena dari hasil backup tersebut bisa dilihat kondisi data pada periode tertentu baik dengan melihat meta data file .dbz ataupun log perubahan data yang tersimpan didalamnya.
Selasa, 17 Maret 2015
Sudah Benarkah Logo Tut Wuri Handayani yang Anda Gunakan?
Mungkin setiap hari kita melihat atau menemukan gambar logo Tut Wuri Handayani baik itu di kantor, portal berita, media sosial dan lainnya. Namun apakah logo yang kita lihat atau bahkan kita gunakan tersebut sudah sesuai dengan yang seharusnya atau hanya karena bagus semata? untuk itu mari kita mengingat kembali peraturan tentang logo Tut Wuri Handayani ini.
Lambang atau logo Tut Wuri Handayani yang merupakan lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah diatur dalam keputusan menteri pendidikan nomor 0398/M/1977 tanggal 6
September 1977 dengan uraian lambang sebagai berikut.
Referensi ini diambil dari Peraturan Menteri nomor 6 tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
selengkapnya >>
Lambang atau logo Tut Wuri Handayani yang merupakan lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah diatur dalam keputusan menteri pendidikan nomor 0398/M/1977 tanggal 6
September 1977 dengan uraian lambang sebagai berikut.
- (1) Bidang Segi Lima (Biru Muda); menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
- (2) Semboyan Tut Wuri Handayani; digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
- (3) Belencong Menyala Bermotif Garuda; Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup. Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: ‘satu kata dengan perbuatan Pancasilais’.
- (4) Buku; Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
- (5) Warna; Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih. Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup Pancasila).
Referensi ini diambil dari Peraturan Menteri nomor 6 tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Hak Cipta ©
Dapodik Helper
™ 2014 - 2018
Dapodik Helper adalah perangkat yang dibuat oleh PIHAK KETIGA diluar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan BUKAN merupakan bagian dari Dapodik.
Segala hal terkait dengan Dapodik Helper BUKAN merupakan tanggung jawab Tim Dapodik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.